justjlm.org

justjlm.org – Kota pesisir Sihanoukville di Kamboja, yang sebelumnya menjadi pusat investasi properti oleh perusahaan-perusahaan China, kini menyaksikan eksodus massal para investor tersebut. Situasi pandemi Covid-19 telah memicu penarikan ini, mengakibatkan meningkatnya jumlah proyek konstruksi yang terbengkalai, mencapai ratusan bangunan yang mangkrak di wilayah tersebut.

Dari Asa Menjadi Asa: Kisah Pan Sombo

Di antara kerangka bangunan yang terlantar itu berdiri proyek yang seharusnya menjadi gedung apartemen sepuluh lantai, milik Pan Sombo, seorang guru sekolah dasar berusia 51 tahun. Awalnya, proyek tersebut dijanjikan akan rampung pada tahun 2021 dan memberikan pendapatan sekitar U$5 ribu per bulan sebagai hasil sewa lahan. Namun, seiring investor China kembali ke negaranya saat pandemi, proyek itu pun berhenti, meninggalkan Pan Sombo dan lahan kosong seluas 750 meter persegi tanpa hasil.

Situasi Sihanoukville: Krisis Konstruksi Pasca-Pandemi

Sihanoukville saat ini dipenuhi oleh proyek-proyek setengah jadi. Data pemerintah lokal mengungkapkan bahwa ada sekitar 360 bangunan yang belum selesai, dan sekitar 170 bangunan yang telah rampung tetapi kosong, menggambarkan krisis di sektor konstruksi yang dipicu oleh pandemi.

Masa Keemasan dan Kehancuran Ekonomi

Sebelum terhantam pandemi, Sihanoukville berkembang dengan cepat, menarik gelombang investasi dari China, terutama melalui inisiatif Belt and Road. Pembangunan hotel mewah, pusat perbelanjaan, dan kasino mengubah kota ini menjadi destinasi yang dikenal sebagai “Makau kedua.” Namun, pandemi memberikan pukulan telak, terbukti dari penurunan drastis wisatawan dan penumpang di bandara internasional Sihanoukville.

Implikasi Regional Krisis Real Estat China

Krisis properti di Sihanoukville merupakan cerminan dari masalah yang lebih luas yang muncul di kawasan Asia Tenggara. Hal ini terlihat dari krisis utang yang dihadapi oleh Country Garden Holdings di China, yang berimbas pada proyek senilai US$100 miliar di Johor, Malaysia, menunjukkan betapa negara-negara di kawasan ini terkait erat dengan fluktuasi ekonomi China.

Pandemi Covid-19 telah mengubah wajah Sihanoukville dari kota yang mengalami ledakan konstruksi menjadi kota dengan deretan bangunan mangkrak. Kondisi ini tidak hanya mencerminkan dampak pandemi terhadap ekonomi lokal namun juga menggarisbawahi kerentanan ekonomi regional terhadap turbulensi sektor properti China.