https://www.justjlm.org/

Pernah nggak sih kamu udah siap-siap mau pergi, udah mandi, pakai baju rapi, semprot parfum, tapi… kuncinya mana? Langsung panik, bongkar tas, cek saku celana, balik-balik bantal sofa, tapi tetap aja nggak ketemu. Baru deh sadar, ternyata kuncinya ada di tempat yang paling nggak terduga misalnya, di kulkas. Lah, kok bisa?

Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang ngalamin hal yang sama. Dan ternyata, ada penjelasan ilmiahnya kenapa kita sering banget lupa di mana naruh kunci. Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Otak Kita Bukan Kamera, Tapi Filter

Banyak orang mikir otak itu kayak kamera—semua yang kita lihat, dengar, dan rasain, langsung terekam otomatis. Padahal kenyataannya enggak sesimpel itu. Otak kita lebih mirip kayak filter, bukan perekam. Dia cuma nyimpen informasi yang dianggap penting.

TRISULA 88

Misalnya, waktu kamu naruh kunci sambil ngobrol di telepon atau buru-buru karena udah telat, otakmu nggak benar-benar memperhatikan momen “naruh kunci” itu. Buat otakmu, hal itu nggak terlalu penting dibanding percakapan atau rasa panik karena hampir telat. Hasilnya? Ya udah, momen itu nggak masuk “hard disk” memori jangka panjang kamu.

Short-Term Memory Itu Ringkih

Kalau kamu naruh kunci barusan, tapi lima menit kemudian udah lupa, itu karena memori jangka pendek alias short-term memory kamu lagi penuh atau terganggu. Otak manusia cuma bisa menampung sedikit informasi dalam satu waktu—biasanya sekitar 5–9 item. Kalau kamu lagi multitasking, stres, atau ngantuk, kemampuan ini bisa makin menurun.

Jadi jangan heran kalau kamu sering lupa naruh kunci setelah sibuk mikirin kerjaan, mikir mau makan apa, sambil balesin chat gebetan. Otak kamu udah kewalahan duluan.

Terlalu Otomatis Juga Bisa Jadi Masalah

Aktivitas sehari-hari kayak naruh kunci, nyimpen dompet, atau nutup pintu biasanya kita lakuin secara otomatis. Ini disebut habitual behavior. Karena udah kebiasaan, otak kita nggak lagi ngasih perhatian penuh saat melakukannya. Akibatnya, kita nggak punya ingatan yang jelas tentang apa yang sebenarnya kita lakukan tadi.

Ibaratnya kayak nyetir pulang ke rumah tapi nggak ingat gimana caranya nyampe. Semuanya terasa autopilot, dan informasi itu nggak tersimpan dengan baik di otak.

Lokasi yang Selalu Ganti-Ganti

Kalau kamu nggak punya tempat khusus buat naruh kunci, kemungkinan buat lupa jadi lebih besar. Misalnya hari ini naruh kunci di meja, besok di dapur, lusa di tas, terus kadang di kamar—ya jelas aja susah nemunya. Otak kita suka sama pola. Kalau nggak ada pola, otak jadi bingung.

Makanya, punya tempat tetap buat naruh kunci bisa bantu banget. Misalnya, selalu taruh di mangkok kecil dekat pintu atau gantungan di tembok. Dengan begitu, otakmu tahu ke mana harus “mengakses” ingatan saat butuh.

Kurang Tidur dan Stres Juga Berpengaruh

Yap, dua hal ini adalah musuh utama memori. Kurang tidur bikin otak susah fokus dan susah nyimpen informasi baru. Sedangkan stres, apalagi yang kronis, bisa mengganggu bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur memori—yaitu hipokampus.

Kalau kamu akhir-akhir ini sering banget lupa naruh barang, coba cek deh pola tidur dan tingkat stresmu. Mungkin tubuh dan pikiranmu lagi butuh istirahat.

Jadi, Apa Solusinya?

Tenang, kita bisa kok mengurangi frekuensi “lupa naruh kunci” ini. Beberapa tips simpel tapi efektif:

  • Tentukan satu tempat khusus untuk naruh kunci dan konsisten pakai itu.

  • Latih perhatian penuh (mindfulness) saat melakukan hal-hal kecil, seperti naruh barang.

  • Coba ucapkan dengan keras saat menyimpan kunci, misalnya: “Aku taruh kunci di meja.”

  • Tidur cukup dan kurangi stres, karena otak butuh istirahat juga.


Nah, sekarang udah tahu kan kenapa kita suka lupa naruh kunci? Ternyata bukan karena pelupa, tapi lebih ke cara kerja otak kita aja yang unik. Jadi jangan terlalu keras sama diri sendiri, ya. Yang penting sekarang udah ngerti penyebabnya dan tahu cara ngatasinnya. Semoga besok-besok kuncimu nggak nyasar ke kulkas lagi!