justjlm.org

justjlm.org – Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyatakan kesiapannya untuk menerima setiap kesepakatan yang bertujuan menghentikan agresi di Jalur Gaza, Palestina. Menurut laporan Middle East Monitor, Haniyeh menegaskan bahwa Hamas dan faksi-faksi perlawanan akan secara serius dan positif mempertimbangkan setiap proposal yang bertujuan untuk menghentikan sepenuhnya agresi, menarik semua pasukan, dan menyepakati pertukaran tahanan.

Haniyeh menunjukkan respons yang menggambarkan kemungkinan penyelesaian konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama delapan bulan sejak 7 Oktober 2023. Pendekatan ini mendapat dorongan ketika Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengusulkan gencatan senjata yang diharapkan dapat mengurangi serangan dan mengakhiri konflik di Gaza. Proposal Biden mencakup tiga fase yang melibatkan penarikan pasukan Israel, pertukaran sandera, dan rekonstruksi Gaza.

Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan pihaknya belum siap untuk mengakhiri konflik dan mengkritik proposal Biden sebagai ‘tidak akurat.’ Usaha mediasi yang diinisiasi oleh negara-negara seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat belum menghasilkan gencatan senjata permanen di Gaza.

Dalam keterangan lain, pejabat Hamas Osama Hamdan, yang dikutip oleh Reuters, menegaskan bahwa mereka tidak akan menyetujui kesepakatan tanpa komitmen jelas dari Israel mengenai gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, dan penyelesaian yang serius mengenai pertukaran tahanan.

Di tengah upaya berbagai pihak untuk meredakan konflik, Israel tampaknya belum memiliki niat untuk sepenuhnya menghentikan perang. Bahkan, gugatan di Mahkamah Pengadilan Internasional (International Court of Justice/ICJ) juga belum cukup untuk menghentikan serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 36.500 warga Palestina selama delapan bulan terakhir.